Sabtu, 17 Desember 2011

aryL
Janji Yang Hilang...yang sudah Engkau tarik janji itu,,dan hilang semua janji...

Rabu, 12 Oktober 2011

PENGERTIAN, TUJUAN, FUNGSI DAN CIRI EVALUASI PENDIDIKAN




PENGERTIAN, TUJUAN, FUNGSI DAN CIRI EVALUASI PENDIDIKAN
0LEH : ARNOLDUS DATON
FKIP BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
UNIVERSITAS PGRI NTT

PENDAHULUAN
Evaluasi dalam pendidikan merupakan salah satu kunci bagi seorang guru untuk dapat mengetahui tingkat kesuksesan dalam mentrasnferkan ilmunya kepada siswa. Dengan adanya evaluasi, akan dapat diketahui kebaikan serta kelemahan pembelajaran yang dilaksanakan. Untuk kemudian dapat ditingkatkan agar lebih memberikan keunggulan dalam melaksanakan pembelajaran bagi siswa.
Sebelum kita mengetahui lebih jauh tentang evaluasi dalam pendidikan, ada beberapa hal yang menjadi pokok masalah yang harus kita pecahkan dalam hal ini yaitu:
a. apa definisi dari evaluasi, dan apa kaitan antara pengukuran, penilaian dan evaluasi?
b. Apa tujuan dan fungsi dari penilaian?
c. Apa saja ciri penilaian pendidikan ?
Dalam makalah ini akan membahas pokok masalah diatas, untuk sedikit mengantarkan kita mengetahui pengertian evaluasi, tujuan serta ciri dari penilaian dalam pendidikan.



PEMBAHASAN
PENGERTIAN, TUJUAN, FUNGSI DAN CIRI EVALUASI PENDIDIKAN
A. Pengertian Evaluasi
1. Definisi Evaluasi
Menurut Bloom et. Al (1971) : Evaluasi sebagaimana kita lihat, adalah pengumpulan kenyataan secara sistematis untuk menetapkan apakah dalam kenyataannya terjadi perubahan dalam diri siswa dan menetapkan sejauh mana tingkat perubahan dalam diri siswa.
Menurut Stufflebeam et.al (1971) : Evaluasi merupakan proses menggambarkan, memperoleh, dan menyajikan informasi yang berguna untuk menilai alternative keputusan.
2. Pengertian Evaluasi
Selain istilah evaluasi seperti yang tercantum diatas, kita dapati pula istilah pengukuran dan penilaian. Coba perhatikan contoh-contoh berikut :
a. Apabila ada orang yang akan memberi sebatang tongkat kepada kita, dan kita disuruh memilih antara dua tongkat yang tidak sama panjangnya, maka tentu saja kita akan memilih yang “panjang”. Kita tidak akan memilih yang “pendek” kecuali ada alasan yang sangat khusus.
b. Pasar, merupakan suatu tempat bertemunya orang-orang yang akan menjual dan membeli. Sebelum menentukan barang yang akan dibelinya, seorang pembeli akan memilih dahulu mana barang yang lebih “baik” menurut ukurannya. Semuanya itu dipertimbangkan karena menurut pengalaman sebelumnya.
Dari contoh-contoh diatas ini dapat kita simpulkan bahwa sebelum menentukan pilihan, kita mengadakan penilaian terhadap benda-benda yang akan kita pilih. dari langkah kegiatan yang dilalui sebelum mengambil barang untuk kita, itualh yang disebut mengadakan evaluasi, yakni mengukur dan menilai. Kita dapat mengadakan penilaian sebelum kita mengadakan pengukuran.
Didalam istilah asingnya, pengukuran adalah measurement, sedang penilaian adalah evaluation. Dari kata evaluation inilah diperoleh kata Indonesia evaluasi yang berarti menilai.

3. Pengertian Pengukuran, Penilaian dan Evaluasi
Mengukur adalah membandingkan sesuatu dengan satu ukuran. Pengukuran bersifat kuantitatif.
Menilai adalah mengambil suatu keputusan terhadap sesuatu dengan ukuran baik buruk, penilain bersifat kualitatif
Mengadakan evaluasi meliputi kedua langkah diatas, yakni mengukur dan menilai.
4. Penilaian Pendidikan
Pada awalnya, pengertian evaluasi pendidikan selalu dikaitkan dengan prestasi belajat siswa. Definisi yang pertama dikembangkan oleh Ralph Tyler (1950). Ahli ini mengatakan bahwa evaluasi merupakan sebuah proses pengumpulan data untuk menentukan sejauh mana, dalam hal apa, dan bagian mana tujuan pendidikan sudah tercapai. Jika belum, bagaimana yang belum dan apa sebabnya. Definisi yang lebih luas dikemukakan oleh dua orang ahli lain, yakni Cronbach dan stufflebeam. Tambahan definisi tersebut adalah bahwa proses evaluasi bukan sekadar mengukur sejauh mana tujuan tercapai, tetapi digunakan untuk membuat keputusan.
     Guru patut dibekali dengan evaluasi sebagai ilmu yang mendukung tugasnya, yakni mengevaluasi hasil belajar siswa. Dalam hal ini guru bertugas mengukur apakah siswa sudah menguasai ilmu yang dipelajari oleh siswa atas bimbingan guru sesuai dengan tujuan yang dirumuskan.
Pembelajaran bukanlah satu-satunya factor yang menentukan prestasi belajar, karena prestasi merupakan hasil kerja yang keadaannya sangat kompleks.
Apabila sekolah diumpamakan sebagai tempat mengolah sesuatu dan calon siswa diumpamakan sebagai bahan mentah maka lulusan dari sekolah itu dapat disamakan dengan hasil olahan yang sudah siap digunakan. Dalam istilah inivasi yang menggunakan teknologi maka tempat pengolahan ini disebut transformasi.
- Input, adalah bahan mentah yang dimasukkan ke dalam transformasi. Dalam dunia sekolah maka dimaksud dengan bahan mentah adalah calon siswa yang baru akan memasuki sekolah.


- Output, adalah bahan jadi yang dihasilkan oleh transformasi. Yang dimaksud adalah siswa lulusan sekolah yang bersangkutan. Untuk dapat menentukan apakah seorang siswa berhak lulus atau tidak, perlu diadakan kegiatan penilain, sebagai alat penyaring kualitas.
- Transformasi, adalah mesin yang bertugas mengubah bahan mentah menjadi bahan jadi. Dalam dunia sekolah, sekolah itulah yang dimaksud dengan transformasi. Bahan jadi yang diharapkan, yang dalam hal ini siswa lulusan sekolah ditentukan oleh beberapa factor sebagai akibat bekerjanya unusr-unsur yang ada yaitu sebagai berikut :
a. Siswa sendiri
b. Guru dan personal lainnya
c. Bahan pelajaran
d. Metode mengajar dan system evaluasi
e. Sarana penunjang
f. System administrasi
- Umpan balik, adalah segala informasi baik yang menyangkut output maupun transformasi. Umpan balik ini diperlukan sekali untuk memperbaiki input maupun transformasi.
B. Tujuan dan Fungsi Penilaian
Fungsi penilaian ada beberapa hal :
1. Selektif
Dengan cara mengadakan penilaian guru mempunyai cara untuk mengadakan seleksi atau penilaian terhadap siswanya. Penilaian itu sendiri mempunyai berbagai tujuan antara lain :
a. Untuk memilih siswa yang dapat diterima disekolah tertentu
b. Untuk memilih siswa yang dapat naik ke kelas atau tingkat berikutnya.
c. Untuk memilih siswa yang seharusnya mendapat beasiswa
d. Untuk memilih siswa yang sudah berhak meninggalkan sekolah, dsb.
2. Diagnostik
Apabila alat yang digunakan dalam penelitian cukup memenuhi persyaratan, maka dengan melihat hasilnya, guru akan mengetahui kelemahan siswa. Disamping itu, diketahui pula sebab musabab kelemahan itu. Dengan mengadakan penilaian, guru mengadakan diagnosis kepada siswa tentang kebaikan dan kelemahannya, sehingga akan lebih mudah dicari cara untuk mengatasinya.
3. Penempatan
Untuk menentukan dengan pasti seorang siswa harus ditempatkan, digunakan suatu penilaian. Sekelompok siswa yang mempunyai niali yang sama, akan berada dalam kelompok yang sama dalam belajar.
4. Pengukur Keberhasilan
Dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana suatu program berhasil diterapkan, keberhasilan program ditentukan oleh beberapa factor yaitu factor guru, metode mengajar, sarana dan system administrasi.
C. Ciri Penilaian Pendidikan
Ciri-ciri penilaian dalam pendidikan , antara lain adalah sebagai berikut :
1) Penilaian dilakukan secara tidak langsung
2) Penggunaan ukuran kuantitatif; artinya menggunakan symbol bilangan sebagai hasil pertama pengukuran. Setelah itu diinterpretasikan ke bentuk kualitatif.
3) Penilaian pendidikan menggunakan, unit-unit atau satuan-satuan yang tetap.
4) Bersifat relative; artinya tidak sama atau tidak selalu tetap dari satu waktu ke waktu yang lain.
5) Dalam penilaian pendidikan itu sering terjadi kesalahan-kesalahan. Adapun sumber kesalahan dapat ditinjau dari berbagai factor, yaitu :
a. Terletak pada ukurannya
Alat yang digunakan untuk mengukur haruslah baik.
b. Terletak pada orang yang melakukan penilaian
Hal ini berupa :
- Kesalahan pada waktu melakukan penilaian karena factor subjektif penilai telah berpengaruh pada hasil pengukuran.
- Kecenderungan dari penilai untuk memberikan nilai secara “murah atau “mahal”.
- Adanya hallo-effect, yakni adanya kesan penilai terhadap siswa.
- Adanya pengaruh hasil yang diperoleh terdahulu
- Kesalahan yang disebabkan oleh kekeliruan menjumlah angka-angka hasil penilaian.
c. Terletak pada anak yang dinilai
- Suasana hati akan sangat brpengaruh terhadap hasil penilaian
- Keadaan fisik ketika siswa sedang dinilai
d. Terletak pada situasi di mana penilaian berlangsung
- Suasana gaduh, didalam maupun diluar ruangan dapat mengganggu konsentrasi siswa, demikian pula tingkah laku kawan-kawan disekelilingnya akan mempengaruhi diri siswa dalam mengerjakan soal.
- Pengawasan penilaian.

PENUTUP
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa evaluasi merupakan proses menggambarkan, memperoleh , dan menyajikan informasi yang berguna untuk menilai alternative keputusan.
            Mengadakan evaluasi meliputi dua langkah yaitu mengukur (kuantitatif) dan menilai (kualitatif).
            Tujuan atau fungsi penilaian ada beberapa hal :
1. Selektif, dengan mengadakan penilaian guru mempunyai cara untuk mengadakan seleksi terhadap siswanya
2. Diagnostic, dengan mengadakan penilaian, guru mengadakan diagnosis kepada siswa tentang kebaikan dan kelemahannya.
3. Penempatan, untuk dapat menentukan dimana seorang siswa ditempatkan, digunakan suatu penilaian
4. Pengukur Keberhasilan, untuk mengetahui sejauh mana suatu program berhasil diterapkan.
Ciri dari penilaian pendidikan adalah :
- Dilakukan secara tidak langsung
- Penggunaan ukuran kuantitatif
- Menggunakan unit-unit atau satuan-satuan yang tetap
- Penilaian pendidikan itu sering terjadi kesalahan-kesalahan

Selasa, 14 Juni 2011

Yang tak ternilai dari seorang sahabat tak dikenal

Dear Arnoldus,

Kita adalah RAJA dari pikiran
kita sendiri.

Oleh sebab itu usahakanlah selalu
berprasangka positif, dan hindari
pikiran negatif.

Sebagai 'raja' yang baik, kita
harus mampu untuk slalu memilih
respon positif, meski di tengah
lingkungan paling buruk sekalipun!


Jangan pernah berkata atau merasa
'aku gak layak..'  Bercita-citalah
yang besar... berpikirlah maju!

Kita tidak diciptakan untuk menjadi
kalah, tapi diciptakan untuk
memberikan kemenangan!
:-)

Salam Luar Biasa dari sahabatmu,

Ahira
Asian Brain, CEO
http://www.AsianBrain.com
Internet Marketing Center


---------------------------
Artikel Utama
---------------------------

Bekal Sukses Itu Bernama "PD"

Ditulis oleh: Anne Ahira
 
Arnoldus,
Masalah krisis kepercayaan diri (krisis
PD) seringkali menjadi salah satu
masalah klasik yang dialami oleh
sebagian orang.

Meski kelihatannya sederhana, namun
jika dibiarkan berlama-lama, krisis PD
bisa jadi bumerang tersendiri. Salah
satunya, potensi yang ada dalam diri
kita akan terhambat.

Sekarang mari kita ulas sejauh mana
pengaruh kepercayaan diri bisa
mempengaruhi keberhasilan seseorang.

Saat menghadiri seminar atau sebuah
pertemuan misalnya, banyak di antara
kita yang lebih nyaman memilih tempat
duduk di belakang ketimbang di depan.
Alasannya kadang sederhana.. "takut
ditanya sama si pembicara". lol

Namun saat seminar sudah dimulai, yang
duduk paling belakang seringkali jadi
tidak begitu kelihatan atau terdengar
dengan baik apa yang dibicarakan oleh
si pembicara karena terhalang oleh
mereka yang duduk di depan!

Pernah merasa seperti itu? :-)

Atau saat kita masih berstatus pelajar,
apakah kita termasuk yang malu-malu
untuk angkat tangan dan memberikan
jawaban yang sebenarnya kita tahu atas
pertanyaan yang ditanyakan guru kita? :-)

Sekarang, mari kita cari tahu apa saja
yang menyebabkan orang suka minder atau
kurang PD! Berikut beberapa alasannya:

1. Sering berpikir yang 'tidak-tidak'
    tentang diri mereka!

"Coba kalau aku tinggi, aku mau dong
jadi model terkenal seperti Luna Maya!
...Tapi sayang, aku nih pendek & item,
gigiku gondrong lagi!!"
 
** lol, kasihan amet... hehe

Arnoldus, jangan pernah memandang
sebelah mata terhadap diri kita. Semua yg
kita miliki adalah anugerah Tuhan yang pasti
ada manfaatnya.
Coba baca lagi artikel pertama yang
dulu pernah saya kirimkan dengan judul
"Hargai apa yang kita miliki"
. :-)

2. "Takut Salah" bisa membuat kita
     tidak maju.

Jika kita selalu takut salah dalam
melakukan sesuatu, maka pastinya kita
tidak akan pernah bisa berhasil.

Janganlah Arnoldus takut salah! Karena
kesalahan sebenarnya adalah langkah
awal menuju keberhasilan.

Tokoh-tokoh besar dunia yang
penemuannya sekarang kita nikmati,
dulunya mereka banyak melakukan
kesalahan. Namun, mereka terus dan
terus mencoba untuk memperbaiki
kesalahannya hingga tercipta sebuah
penemuan yang besar, seperti lampu
pijar, pesawat terbang, Google :-)

Dan masih banyak lagi yang lain!
Oleh sebab itu, jangan pernah takut
salah!

3. Jika kita bergaul dengan pengecut,
    otomatis kita juga akan jadi pengecut

Arnoldus, pergaulan bisa mempengaruhi
kepribadian kita. Jika Arnoldus berada di
lingkungan yang mayoritas tidak punya
rasa PD tinggi, maka jangan harap Arnoldus
bisa PD.

Yakinlah, sedikit banyak, PD kita
sangat dipengaruhi oleh lingkungan
dimana kita berada. Oleh sebab itu,
pandai-pandailah mencari teman atau
pergaulan yang memiliki kepercayaan
tinggi.

Arnoldus juga pasti pernah mendengar
istilah "Jika ingin kaya, bergaulah
dengan orang-orang kaya".

Maksudnya, bukan berarti kalau kita
tidak punya uang bisa bersandar pada
mereka dan pinjam uang! :-) Tapi tujuan
kita adalah bisa menyerap 'cara
berpikir' mereka yang bisa membuat
mereka menjadi kaya!

4. Tidak perlu terpengaruh pendapat
    orang lain

Kita seringkali terpengaruh dengan
pendapat orang lain. Sayangnya, tidak
semua pendapat itu benar. Pendapat atau
masukan dari luar boleh saja kita
tampung. Tugas kita adalah *mengolahnya*,
sekaligus untuk evaluasi diri.

Jika ada pendapat yang justru membuat
Arnoldus menjadi mundur dan tidak
berhasil, maka Arnoldus perlu menolaknya,
tanpa perlu terpengaruh oleh pendapat
itu.

Singkat kata, hilangkan jauh-jauh rasa
minder dalam diri kita. Arnoldus tidak
perlu resah dengan kekurangan yang ada.
Jika ada melakukan kesalahan, tinggal
perbaiki kesalahan yang Arnoldus buat, dan
jadikan kesalahan itu sebagai pengalaman.
 
The last but not least...
Selalu perkaya diri Arnoldus dengan ilmu
.
Karena dengan memiliki banyak ilmu,
otomatis kekurangan kita dalam hal lain bisa
tertutupi oleh kelebihan lain yang kita miliki!

Arnoldus, begitu banyak orang yang tidak
menyadari 'sleeping giant' dalam
dirinya. Potensi dahsyat dan besar yang
acapkali diabaikan oleh alam pikirannya
sendiri, yaitu perasaan minder!

So, percaya dirilah Arnoldus! Agar semua potensi
dahsyat yang Arnoldus miliki *keluar* dan
tidak lagi terhambat! :-)

Selasa, 31 Mei 2011

aku tidak pernah ingin menyerah dengan keadaan ini aku percaya suatu saat aku dapat menemukanmu kembali..kan ku pastikan hanya kamu yang ku miliki...meskipun jarak memisahkan kita,,,namun ini bukan penghalang ku yakin suatu saat kita pasti lebih bahagia..sekarang adlah masa menguji kekokohan cinta kita..Aku tahu terlalu sering q menyakiti mu..tapi tidak ada sedikit niat untuk pergi darimu..love u ameL